KKN-PPM UGM: Perdana di Tambakbulusan

  • Aug 09, 2018
  • Farah Nadia Karima

Tambakbulusan, Demak – Untuk pertama kalinya, Desa Tambakbulusan, Kecamatan Karang tengah, Kabupaten Demak, disinggahi oleh 30 Mahasiswa KKN-PPM UGM yang disebar ke empat dusunnya. 30 Mahasiswa KKN-PPM UGM JT-098 terdiri dari berbagai macam latar pendidikan sarjana mulai dari Biologi, Pertanian, Teknik, hingga Psikologi. Tim KKN-PPM UGM JT-098 memulai pengabdiannya di desa yang kaya dengan spesies mangrove ini pada Hari Minggu, 25 Juni 2018. Tim KKN-PPM UGM JT-098 ini dibawah pengawasan Ibu Dr. Cahyo Wulandari, S.P., M.P. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Melihat potensi besar yang dimiliki Desa Tambakbulusan juga menarik Tim Hibah Desa Binaan dan Teknologi Tepat Guna (DB-TTG) Fakultas Perikanan UGM untuk membina dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh desa ini. Sehingga terjadi kolaborasi yang apik di antara Tim KKN-PPM UGM JT-098, Tim Hibah Desa Binaan dan Teknologi Tepat Guna (DB-TTG). Berbagai program yang diinisiasi oleh Tim KKN sangat didukung oleh pihak pemerintah desa hingga pemerintah kabupaten. “KKN UGM ini harus berbeda dengan KKN-KKN yang pernah ada sebelumnya. Ditunggu karya-karyanya.” pesan Bapak Bekti Utomo, S.H., M.H., Camat Kecamatan Karangtengah saat penyambutan kedatangan Tim KKN-PPM UGM JT-098 di Ruang Aula Kantor Kecamatan Karang tengah. Meski telah mendapat dukungan penuh dari banyak pihak, potensi dan permasalahan yang hadir di Desa Tambakbulusan menjadi tantangan tersendiri bagi Tim KKN. Beberapa program yang diinisiasi oleh tim KKN diupayakan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki desa seperti potensi tambak dan pariwisata serta mengurangi permasalahan yang ada seperti sampah yang berserakan dan kambing-kambing yang berkeliaran. Pengabdian yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa UGM ini berlangsung hingga 10 Agustus 2018. Besar harapan dari aparat pemerintah, khususnya pemerintah desa, agar ilmu-ilmu yang ditimba oleh mahasiswa UGM dapat tersalurkan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi warga Desa Tambakbulusan. “Yang lebih dibutuhkan adalah ilmu-ilmu panjenengan.” tutur Bapak Ahmad Chabibulloh, S.Psi. (fnk)